Dukung Proses Perdamaian di Filipina Selatan, RI Kembali Kirim Observer

By Admin

nusakini.com--Kementerian Luar Negeri, Indonesia kembali melepas Tim Pengamat Indonesia (TPI) untuk bertugas dalam program International Monitoring Team (IMT) di Filipina Selatan untuk periode tahun 2017-2018 di Gedung Garuda, Kemlu, Jakarta, kemarin.

Pengiriman personil TPI-IMT yang telah dilaksanakan sejak tahun 2012 ini merupakan bentuk dukungan terhadap proses perdamaian antara Pemerintah Filipina dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF).​ 

"Keberadaan TPI IMT di Filipina Selatan selama ini telah banyak berkontribusi pada proses perdamaian antara Pemerintah Filipina dengan MILF. TPI IMT telah berpartisipasi aktif dan mengambil peran penting dalam aspek-aspek perdamaian di lapangan. Peran penting Indonesia dalam proses perdamaian di Filipina Selatan senantiasa mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Filipina, sebagaimana tercermin pula dalam pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kunjungan Kenegaraan Presiden RI ke Filipina pada bulan April lalu," jelas Plt. Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Duta Besar Salman Alfarisi, dalam sambutan pembukaan acara Lepas Sambut TPI IMT di Filipina Selatan. 

Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TPI IMT tahun 2016-2017 menyampaikan bahwa dalam tataran politik, Pemerintah Filipina dan MILF tengah memasuki masa krusial di mana Bangsamoro Transition Commission (BTC) telah menyelesaikan dan menandatangani draft Bangsamoro Basic Law (BBL) untuk kemudian diserahkan kepada Presiden Duterte dan disampaikan dalam State of the Nation Address (SONA) pada 24 Juli 2017.

Namun begitu, disampaikan juga tantangan ke depan proses perdamaian akan menjadi sangat dinamis terkait dengan perkembangan situasi di Marawi di mana hingga saat ini masih terjadi baku tembak antara Angkatan Bersenjata Filipina dengan kelompok Maute. 

Hal tersebut juga disadari sepenuhnya oleh Dansatgas TPI IMT tahun 2017-2018 yang menyampaikan bahwa masa tugasnya nanti akan menjadi masa yang penting dan unik dalam hal keberlanjutan pembahasan BBL dan juga perkembangan situasi di Marawi, termasuk juga terkait kebijakan pemberlakuan martial law. 

Kontingen Wanita Indonesia

Pengiriman personil TPI IMT periode ini juga diwarnai dengan pengiriman personil wanita. Dalam sambutannya, Plt. Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral menyampaikan bahwa kebijakan ini dilakukan karena Pemerintah Indonesia, sejalan dengan himbauan PBB, saat ini tengah mendorong peranan perempuan dalam misi perdamaian, di mana salah satunya diwujudkan melalui TPI IMT ini. Dalam penugasan TPI IMT sebelumnya, Indonesia juga pernah mengirimkan personil wanita pada periode penugasan 2015-2016.

Kontingen Indonesia yang terdiri atas 4 personil militer dari TNI dan 2 personil sipil dari Kementerian Luar Negeri akan berangkat pada 5 Juli 2017 dini hari. 2 orang personil militer telah berangkat ke Filipina sebagai advance team pada akhir Juni lalu. 

Selain kegiatan pelepasan, hari ini juga dilaksanakan penyambutan kedatangan 9 orang kontingen Indonesia yang telah bertugas sebagai TPI-IMT selama periode 2016-2017. Dengan kepulangan kontingen Indonesia periode 2016-2017, tercatat Indonesia telah mengirimkan sebanyak 81 orang personil TPI-IMT sejak tahun 2012 hingga Juli 2017. (p/ab)